Nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah 75 poin menjadi Rp 10.185-Rp 10.195 per dollar dibanding penutupan hari sebelumnya, Rp 10.110-Rp 10.125.
Pengamat pasar uang, Eric Sugandi, di Jakarta, Selasa, mengatakan, rupiah sepanjang bulan ini diperkirakan berfluktuatif. Namun, posisinya tak jauh dari kisaran Rp 10.000 sampai Rp 10.200 per dollar AS. "Kami optimistis, rupiah akan kembali menguat dalam waktu tidak lama, menjelang pilpres yang akan dilaksanakan pada 8 Juli mendatang," ucapnya.
Selain itu, belum adanya isu yang signifikan, baik di pasar lokal, maupun internasional yang membuat rupiah belum bisa bergerak naik kembali di bawah angka Rp 10.000 per dollar. "Meski demikian, rupiah diperkirakan tidak akan melewati angka Rp 10.200 per dollar karena kemungkinan Bank Indonesia (BI) akan melakukan intervensi pasar," ucapnya.
Ia mengatakan, BI akan menjaga rupiah tidak melewati angka Rp 10.200 per dollar karena dikhawatirkan, apabila tembus, maka rupiah akan terus terpuruk.
Lebih dari itu, cadangan devisa BI saat ini meningkat hingga mencapai 60 miliar dollar AS. Karena itu, lanjut dia, pelaku pasar saat ini lebih cenderung bersikap wait and see perkembangan pasar, selain menunggu laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai laju inflasi, dan juga pelaksanaan pilpres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar