Kurikulum Ekonomi Syariah Diperlukan
Lima tahun ke depan industri keuangan syariah perlu 42 ribu SDM
JAKARTA--Kendala mutu dan kuantitas sumber daya manusia dalam industri syariah menuntut dibahasnya kurikulum ekonomi syariah untuk diterapkan dalam pendidikan. Padahal di sisi lain, lebih dari 100 perguruan tinggi di Tanah Air telah membuka program ekonomi syariah.
Pernyataan itu dikemukakan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah, Muliaman D Hadad. Muliaman mengatakan, perlu pembahasan bersama tentang kurikulum ekonomi syariah. Hal tersebut harus dilakukan untuk mendukung tersedianya SDM yang memadai dan sesuai kebutuhan industri.
"Lebih dari 100 universitas sudah menawarkan program ekonomi syariah, tapi belum tentu seluruhnya terserap industri keuangan syariah Indonesia. Untuk itu harus ada link and match dengan kebutuhan industri," kata Muliaman, usai menghadiri seminar ' Islamic Banks In the Light of Global Financial Crisis' di Graha Niaga, Jakarta, Senin (15/6). Untuk mempersiapkan SDM bank syariah berkualitas, menurut Muliaman, ada sejumlah hal yang harus dipersiapkan dalam jangka pendek dan panjang.
Muliaman menjelaskan, dalam jangka pendek hal yang dapat dilakukan adalah melengkapi pemahaman tentang bank syariah. Sementara dalam jangka panjang, perlu membentuk proses kaderisasi yang mapan, seperti, antara lain, pembahasan kurikulum serta pembangunan pusat pelatihan dan pendidikan.
"Ini yang harus dilakukan bersama-sama karena jika tidak akan sulit mewujudkannya," ujar Muliaman, yang juga deputi gubernur BI itu. Ia mengakui tengah berusaha menggagas terjalinnya kesepahaman dengan Departemen Pendidikan Nasional untuk menyusun kurikulum ekonomi syariah, mulai SMU hingga universitas. Dalam waktu empat sampai lima tahun ke depan, menurut dia, diperlukan sekitar 42 ribu SDM industri keuangan syariah di Indonesia. Jumlah tersebut termasuk pula kebutuhan SDM keuangan mikro syariah.
Muliaman mengatakan, selain meningkatkan kapasitas dari sisi supply , sisi demand juga harus diperhatikan. Hal itu bisa dilakukan melalui sosialisasi dan komunikasi secara rutin tentang industri keuangan syariah kepada masyarakat.
Sementara Direktur Islamic Research and Training Institute, Bambang PS Brodjonegoro, mengatakan, di tengah krisis ekonomi global, keuangan syariah menjadi solusi. "Keuangan syariah menjadi alternatif yang baik dan bisa memberi kontribusi signifikan bagi arsitektur global," kata Bambang. Untuk itu perbankan syariah harus dapat mengimplementasikan diri dan bertindak di tengah kondisi ekonomi saat ini. Industri keuangan syariah pun, ujar dia, telah menerapkan good corporate governance sejak awal, dengan adanya transparansi dan sikap kehati-hatian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar